PENDAHULUAN
Ø Latar Belakang
Penalaran
merupakan suatu proses pemikiran untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai
pernyataan baru dari beberapa pernyataan yang telah diketahui sebelumnya.
Setiap pernyataanpun tidak pernah lepas dari pengertian-pengertian yang
membangun setiap pernyataan tersebut.
Dalam proses pemikiran yang berbentuk penalaran, antara
pengertian satu dengan yang lain dapat dihubungkan dan seterusnya diungkapkan
dalam bentuk kalimat, dan kalimat ini ada yang disebut kalimat tertutup atau
disebut juga dengan pernyataan. Dan pernyataan inilah merupakan bentuk terakhir
yang akan di perbandingkan dalam penalaran. Oleh karena itu, dalam bab ini
sebagai awal pembicaraan logika akan diuraikan berturut-turut tentang
pengertian dan term, pembagian dan definisi, serta tentang pernyataan dan penalaran.
Ø Permasalahan
·
Apa pengertian
penalaran ?
·
Apa pengertian dari
proposisi ?
·
Apa pengertian
inferensi dan implikasi ?
·
Apa yang dimaksud wujud
evidensi ?
·
Bagaimana cara menguji
data ?
·
Bagaimana cara menguji
fakta ?
·
Bagaimana cara menilai
otoritas ?
Ø Tujuan
·
Mengetahui pengertian
dari penalaran, proposisi, serta inferensi dan implikasi
·
Mengetahui cara menguji
data
·
Mengetahui cara menguji
fakta
·
Mengetahui cara menilai
otoritas
POKOK
BAHASAN PENALARAN
Ø Pengertian Penalaran
Penalaran
merupakan hubungan dalam proses berfikir secara logis sistematis terorganisasi yang
menghasilkan fakta yang berguna untuk diproses, dan dianalisis untuk menjadi
suatu topik dalam menyampaikan suatu kesimpulan .
Ø Proposisi
Proposisi
merupakan bentuk kalimat yang memiliki arti dalam menyatakan kebenarannya dan
dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung dikalimat tersebut. Sehingga
proposisi memiliki tiga bagian utama yaitu subjek, predikat, dan kopula. Yang
dapat menghubungkan subjek dan predikat dalam untuk membangun sebuah kalimat
yang kuantitas.
Contoh
: semua manusia adalah sama
Keterangan : semua =
Pembilang
Manusia =
subjek
Adalah =
kopula
Sama =
predikat
·
4 kriteria Proposisi :
I.
Berdasarkan bentuk
II.
Berdasarkan sifat
III.
Berdasarkan kualitas
IV.
Berdasarkan kuantitas
Ø Inferensi dan Implikasi
Beberapa
penjelasan Inferensi menurut para ahli, yaitu Alwasilah (1985:131)
mengetengahkan pengertian interferensi berdasarkan rumusan Hartman dan Stonk
bahwa interferensi merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya
kecenderungan membiasakan pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain
mencakup pengucapan satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata. Sementara itu,
Jendra (1991:109) mengemukakan bahwa interferensi meliputi berbagai aspek
kebahasaan, bisa menyerap dalam bidang tata bunyi (fonologi), tata bentukan
kata (morfologi), tata kalimat (sintaksis), kosakata (leksikon), dan tata makna
(semantik) (Suwito,1985:55).
Interferensi, menurut Nababan (1984), merupakan kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Senada dengan itu, Chaer dan Agustina (1995: 168) mengemukakan bahwa interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma dari salah satu bahasa atau lebih.
Untuk memantapkan pemahaman mengenai pengertian interferensi,
berikut ini akan diketengahkan pokok-pokok pikiran para ahli dibidang
sisiolinguistik yang telah mendefinisikan peristiwa ini.
Menurut pendapat Chaer (1998:159) interferensi pertama kali
digunakan oleh Weinrich untuk menyebut adanya perubahan sistem suatu bahasa
sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa
lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual. Interferensi mengacu pada
adanya penyimpangan dalam menggunakan suatu bahasa dengan memasukkan sistem
bahasa lain. Serpihan-serpihan klausa dari bahasa lain dalam suatu kalimat
bahasa lain juga dapat dianggap sebagai peristiwa interferensi. Sedangkan,
menurut Hartman dan Stonk dalam Chair (1998:160) interferensi terjadi sebagai
akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa ibu atau dialek ke dalam
bahasa atau dialek kedua.
Jadi, Inferensi secara ringkas
merupakan kesimpulan yang terdapat sebuah fakta yang ada sehingga dapat
menghasilkan suatu kesimpulan. Namun didalam inferensi cenderung adanya
kekeliuran dalam membiasakan pengucapan suatu bahasa terhadap bahasa lain
sehingga menimbulkan bunyi-bunyi dalam bahasa. Sedangkan Implikasi merupakan
bagian kalimat yang dirangkum secara fakta.
Ø Wujud evidensi
Wujud evidensi merupakan informasi
yang secara fakta atau nyata berkaitan dengan unsur argumentatif, sehingga di
dalam evidensi tidak terdapat pernyataan dan penegasan karena hubungan nya
tidak mempengaruhi pada evidensi, dan hanya untuk memastikan apakah fakta itu
benar atau tidak berdasarkan keterangan dari sumbernya.
Ø Cara menguji data
Cara menguji data adalah informasi yang
terdapat pada sebuah data yang memiliki fakta serta hasil yang akurat, sehingga
diperlukan adanya pengujian dan cara-cara untuk digunakan secara evidensi,
seperti observasi, kesaksian atau keterangan dari sumbernya dan autoritas.
Ø Cara menguji fakta
Cara menguji fakta adalah untuk
memperoleh apakah informasi atau data yang didapat secara fakta atau tidak,
maka perlu adanya pengujian yang harus dilakukan yaitu memastikan bahwa semua
data atau informasi yang diperoleh adalah fakta, apabila fakta tersebut benar
maka dapat disimpulkan dalam sebuah bukti yang akurat. Cara menguji fakta :
1. Konsistensi
Konsistensi
suatu informasi bisa jadi tolak ukur yang baik untuk menentukan informasi itu
merupakan fakta atau bukan. Dalam hal ini data atau informasi yang bisa kita
anggap sebagai fakta ialah ketika tiap data yang diberikan saling mendukung.
Dari beberapa data yang kita terima tidak ada yang saling bertentangan dan
saling melemahkan data yang lain. Tentu saja kalau banyak pertentangan akan membuat
kumpulan data tersebut semakin tidak valid. Saya memperoleh materi ini dari
suatu buku yang saya pinjem dan setelah dipelajari saya ingin memberi contoh
dari data yang kurang valid: Saya pergi ke pasar untuk membeli ikan. Pada hari
itu saya sedang sakit parah karena masuk angin. Itulah contoh yang saya bisa
buat. Kalau ada yang keliru mohon dibenarkan(komentar di artikel ini). Contoh
diatas terdiri dari 2 pernyataan "Saya pergi ke pasar untuk membeli
ikan" dan juga "Pada hari itu saya sedang sakit parah karena masuk
angin". Dalam contoh itu dapat langsung kita pahami bahwa informasi yang
kedua melemahkan informasi yang pertama. Ini membuat penerima informasi menjadi
ragu bahwa ini sebuah fakta.
2. Koherensi
Untuk
mengetahui suatu infromasi ialah suatu fakta kamu perlu menggunakan dasar
koherensi. Yang dimaksud dengan dasar koherensi ialah bagaimana data atau
infromasi tersebut sesuai dengan pengalaman manusia pada umumnya. Kalau
informasi yang diterima sama sekali jarang terjadi atau kejadian yang tidak
masuk akal tentu saja informasi tersebut diragunakan kebenarannya. Contoh yang
sangat sederhana ketika seseorang mengaku bertemu dengan monster atau makhluk
luar angkasa akan sangat sulis sekali untuk dipercaya sebagai suatu fakta.
Sebaliknya apabila ada informasi seperti ini "Terjadi pembunuhan di kebun
teh kemarin malam" informasi ini tentu bisa lebih diterima. Oleh karena
itu ada baiknya jika ingin menyampaikan suatu fakta disertai oleh contoh nyata
pengalaman yang dialami masyarakat umum.
Ø Cara menilai otoritas
Metode
ini digunakan untuk menguasai ilmu pengetahuan jika metode pengalaman tidak
dapat digunakan secara efektif. Cara lain dengan bertanya atau
menggunakan pengalaman orang lain. Seorang mahasiswa tidak perlu pergi ke
bulan untuk mengetahuitentang keadaan dan situasi bulan. Mereka dapat bertanya
pada dosennya atau orang yangmempunyai pengalaman dalam bidangnya.
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Logika artinya bernalar; penalaran (reasoning)
adalah proses mengambil simpulan (conclusion) dari bahan bukti atau petunjuk
(evidence) yang ada. Secara umum ada dua jalan untuk mengambil simpulan dalam
penalaran, yakni lewat penalaran induktif dan penalaran deduktif. Deduktif dan
induktif berkaitan dengan logika atau penalaran. Cara menarik simpulan bisa
dilakukan dengan dua cara, yakni penarikan simpulan secara langsung dan
penarikan simpulan secara tidak langsung. Salah nalar (fallacy) ialah gagasan,
perkiraan atau simpulan yang keliru atau sesat. Salah nalar terjadi karena kita
tidakmengikuti tata carapemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu
membantu kita menemukan logika yang tidak masuk akal dalam tulisan atau
karangan.
SUMBER :
staffsite.gunadarma.ac.id
soal pertanyaan serta jawaban :
1. Hubungan
dalam proses berfikir secara logis sistematis terorganisasi yang menghasilkan
fakta yang berguna untuk diproses, dan dianalisis untuk menjadi suatu topik
dalam menyampaikan suatu kesimpulan adalah pengertian dari?
a) Proposisi
b) Silogisme
kategorial
c) Penalaran*
d) Inferensi
dan implikasi
2. Ada
berapa kriteria dalam proposisi ?
a) 1
b) 2
c) 3
d) 4*
3. Pengertian
cara menguji data, yaitu ?
a) informasi
yang secara fakta atau nyata berkaitan dengan unsur argumentatif, sehingga di
dalam evidensi tidak terdapat pernyataan dan penegasan karena hubungan nya
tidak mempengaruhi pada evidensi, dan hanya untuk memastikan apakah fakta itu
benar atau tidak berdasarkan keterangan dari sumbernya.
b) informasi
ang terdapat pada sebuah data yang memiliki fakta serta hasil yang akurat,
sehingga diperlukan adanya pengujian dan cara-cara untuk digunakan secara
evidensi, seperti observasi, kesaksian atau keterangan dari sumbernya dan
autoritas.*
c) informasi
yang secara fakta atau nyata berkaitan dengan unsur argumentatif, sehingga di
dalam evidensi tidak terdapat pernyataan dan penegasan karena hubungan nya tidak
mempengaruhi pada evidensi, dan hanya untuk memastikan apakah fakta itu benar
atau tidak berdasarkan keterangan dari sumbernya.
d) informasi
atau data yang didapat secara fakta atau tidak, maka perlu adanya pengujian
yang harus dilakukan yaitu memastikan bahwa semua data atau informasi yang
diperoleh adalah fakta, apabila fakta tersebut benar maka dapat disimpulkan
dalam sebuah bukti yang akurat.
4. interferensi
merupakan kekeliruan yang disebabkan oleh adanya kecenderungan membiasakan
pengucapan (ujaran) suatu bahasa terhadap bahasa lain mencakup pengucapan
satuan bunyi, tata bahasa, dan kosakata, penjelasan diatas merupakan pendapat
dari?
a) Alwasilah
(1985:131)*
b) Chaer (1998:159)
c) Hartman dan Stonk dalam Chair
(1998:160)
d) Chaer
dan Agustina (1995: 168)
5.
informasi yang secara fakta atau
nyata berkaitan dengan unsur argumentatif, sehingga di dalam evidensi tidak
terdapat pernyataan dan penegasan karena hubungan nya tidak mempengaruhi pada
evidensi, dan hanya untuk memastikan apakah fakta itu benar atau tidak berdasarkan
keterangan dari sumbernya merupakan pengertian dari ?
a) wujud
evidensi*
b) proposisi
c) cara
menilai otoritas
d) penalaran
Jawaban :
1. c
2. d
3. b
4. a
5. a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar