Jumat, 21 Maret 2014

POKOK BAHASAN KARANGAN ILMIAH

KARANGAN ILMIAH

PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Karangan sudah merupakan hal yang umum terdengar di telinga kita masing-masing terutama para pelajar di berbagai tingkatan. Karangan sendiri dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain karangan non ilmiah dan karangan ilmiah. Di tingkat pendidikan yang lebih tinggi seperti universitas, karangan ilmiah sudah menjadi bahan pertimbangan untuk kelulusan maupun penilaian. Karangan ilmiah dalam arti umum merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi, atau pemecahan masalah secara sistematis disajikan secara objektif dan jujur dengan menggunakan bahasa yang baku serta didukung oleh fakta dan teori, atau bukti-bukti empirik. Dalam karangan ilmiah juga memiliki ciri-ciri serta jenis-jenis yang berbeda dari karangan pada umumnya.
  1. Rumusan Masalah
·         Apa pengertian dan sifat karangan ?
·         Apa saja macam-macam jenis karangan ?
·         Apa ciri-ciri karangan ilmiah dan non ilmiah ?
·         Apa ciri-ciri karangan ilmiah populer ?

  1. Tujuan
·         Mengetahui pengertian dan sifat karangan.
·         Mengetahui macam-macam jenis karangan.
·         Mengetahui ciri-ciri karangan ilmiah dan non ilmiah.
·         Mengetahui ciri-ciri karangan ilmiah populer.

PEMBAHASAN
*      Pengertian karangan
Pengertian karangan menurut Prof. DR. Gorys adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang digarap. Sedangkan menurut Eko Susilo, M. 1995:11 karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai sifat keilmuan yang didasarkan oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian, yang disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaran ilmiahnya.
Manfaat karangan :
1.      Untuk menyusun karangan secara teratur
2.      Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda
3.      Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih
4.      Memudahkan penulis untuk mencari materi pembantu
Dengan penyusutan ini pembaca akan melihat wujud, gagasan, struktur, serta nilai umum dari karangan itu. Kerangka karangan merupakan miniatur atau prototipe dari sebuah karangan. Dalam bentuk miniatur ini karangan tersebut dapat diteliti, dianalisa, dan dipertimbangkan secara menyeluruh, bukan secara terlepas-lepas. Dengan demikian : tesis atau pengungkapan maksud = kerangka karangan = karangan = ringkasan.
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :
·         Memberi penjelasan
·         Memberi komentar atau penilaian
·         Memberi saran
·         Menyampaikan sanggahan
·         Membuktikan hipotesa
*      Macam-macam karangan
Macam-macam karangan tergantung dari dua prameter yaitu :
1)      Berdasarkan sifat perinciannya :
Berdasarkan perincian yang dilakukan pada suatu karangan, maka dapat dibedakan karangan sementara (non-formal), dan karangan formal.
A.    Kerangka karangan sementara, merupakan suatu alat bantu, sebuah penuntun bagi suatu tulisan yang terarah. Sekaligus menjadi dasar untuk penelitian guna mengandakan perombakan-perombakan yang dianggap perlu. Karena karangan ini hanya bersifat sementara, maka tidak perlu disusum secara terperinci. Tetapi dalam sebuah kerangka karangan, harus memungkinkan pengarangnya menggarap
persoalannya secara dinamis, sehingga perhatian harus dicurahkan sepenuhnya pada penyusunan kalimat-kalimat, alinea-alinea atau bagian-bagian tanpa mempersoalkan lagi bagaimana susunan karangannya.

B.     Kerangka karangan formal, merupakan karangan yang bersifat formal biasanya timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan digarap bersifat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya. Namun karena pada saat menulis kerangka karangan itu muncul banyak gagasan yang jelas mengenai tesis tadi, maka penulis ingin mencatat semua gagasan yang timbul pada saat itu dalam suatu kerangka yang sangat terperinci. Maka dari perincian yang sekian banyak, sebuah kerangka karangan dapat mencapai lima atau enam tingkat perincian. Suatu tesis yang diperinci minimal atas tiga tingkat perincian sudah dapat disebut kerangka formal.

2)      Berdasarkan perumusan teksnya
Sesuai dengan cara merumuskan teks dalam tiap unit dalam sebuah kerangka karangan, maka dapat dibedakan kerangka karangan atas kerangka karangan kalimat dan kerangka karangan topik
a)      Kerangka kalimat
Kerangka kalimat yang mempergunakan kalimat berita yang lengkap untuk merumuskan tiap unit, baik untuk merumuskan tesis maupun untuk merumuskan unit-unit utama dan unit-unit bawahannya. Perumusan tesis dapat mempergunakan kalimat majemuk bertingkat, sebaliknya untuk merumuskan tiap unit hanya boleh mempergunakan kalimat tunggal.

b)      Kerangka topik
Kerangka topik dimulai dengan perumusan tesis dalam sebuah kalimat yang lengkap. Sesudah itu semua pokok, baik pokok-pokok utama maupun pokok-pokok bawahan, dirumuskan dengan mancantumkan topiknya saja, dengan tidak mempergunakan kalimat yang lengkap. Kerangka topik dirumuskan dengan mempergunakan kata atau frasa. Oleh karena itu kerangka topik tidak begitu jelas dan cermat seperti kerangka kalimat. Kerangka topik manfaatnya kurang bila dibandingkan dengan kerangka kalimat, terutama jika tenggang waktu antara perencanaan kerangka karangan itu dengan penggarapannya cukup lama.

*      Sifat karangan
1.      Lugas dan tidak emosional
2.      Mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
3.      Logis
disusun berdasarkan urutan yang konsisten.
4.      Efektif
satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
5.      Efisien
hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami

*      Bentuk karangan
                               I.            Narasi
Karangan yang menyampaikan suatu peristiwa, yang dapat secara fakta dalam penyampaian atau secara imajinasi atau fiksi didalam karangan tersebut.

                            II.            Deskripsi
Karangan yang menyampaikan dengan cara menceritakan suatu tempat, situasi, orang, barang atau benda, sehingga pembaca dapat merasakan arti dan maksud dari karangan penulisnya.

                         III.            Eksposisi
Karangan yang menjelaskan secara terperinci dari pokok pikiran karangan, sehingga mempermudah pengetahuan yang diterima oleh pembaca. Seperti gambar, grafik, ilustrasi, dan lain-lain. Yang umumnya berbentuk prosa.

                         IV.            Argumentasi
Karangan yang memberikan penjelasan serta alasan yang jelas disertai bukti yang kuat dalam sebuah karangan.

                            V.            Persuasi
Karangan yang berisi ajakan kepada pembaca yang disertai penyampaian  alasan, contoh, dan bukti untuk menyakinkan pembaca untuk bersedia melaksanakan ajakan tersebut, pada umumnya karangan ini berbentuk prosa.

*      Ciri-ciri karangan ilmiah
1.      Struktur Sajian
Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.
2.      Komponen dan Substansi
Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
3.      Sikap Penulis
Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
4.      Penggunaan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
*      Ciri-ciri karangan non-ilmiah
a.       Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b.      Fakta yang disimpulkan subyektif,
c.       Gaya bahasa konotatif dan populer,
d.      Tidak memuat hipotesis,
e.       Penyajian dibarengi dengan sejarah,
f.       Bersifat imajinatif,
g.      Situasi didramatisir,
h.      Bersifat persuasif,
i.        Tanpa dukungan bukti,
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah adalah dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman.
*      Ciri-ciri karangan ilmiah populer
Karya ilmiah populer merupakan karangan yang berada di antara karya ilmiah dan karya nonilmiah. Dalam karya ilmiah, baik isi maupun teknik penulisannya harus mengikuti ketentuan yang berlaku secara ketat. Dalam karya nonilmiah, terutama karya sastra, baik isi maupun teknik penulisannya (bahasa) bebas. Karena karya ilmiah populer berada di tengah-tengah keduanya, maka kita bisa mendefinisikannya sebagai karangan yang isinya ilmiah tetapi teknik penulisannya tidak mengikuti kaidah yang berlaku. Jika disempitkan kaitannya dengan penggunaan bahasa, maka dapat dijelaskan bahwa karya ilmiah itu menggunakan ragam bahasa ilmiah, sedangkan karya ilmiah populer tidak. Dalam penulisan karya ilmiah menggunakan ragam ilmiah, inilah bedanya dengan karya ilmiah populer. Karya ilmiah populer justru lebih banyak menggunakan ragam jurnalistik atau ragam sastra.
Ragam jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipakai  dalam dunia jurnalistik. Karena fungsi  media massa sebagai media informasi, kontrol sosial, alat pendidikan, dan alat penghibur, maka ragam bahasa jurnalistik setidaknya harus mempunyai ciri komunikatif, sederhana, dinamis, dan demokratis.
Ø  Komunikatif
Ciri Komunikatif berarti mudah dipahami dan tidak menimbulkan salah tafsir kalau  dibaca. Ciri ini merupakan ciri utama bahasa jurnalistik karena fungsi utama media massa memang memberikan informasi. Dikatakan ciri utama karena ciri-ciri yang lain harus mengacu pada ciri komunikatif.
Ø  Sederhana
Ciri  sederhana berarti tidak menggunakan kata-kata yang bersifat teknis dan tidak menggunakan kalimat yang berbelit-belit atau berbunga-bunga. Apabila memang diperlukan, kata-kata teknis harus diikuti penjelasan maknanya.
Ø  Dinamis
Ciri dinamis berarti bahasa jurnalistik harus menggunakan kata-kata yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Kata-kata yang tidak lazim atau kata-kata yang sangat asing seyogyanya tidak dipergunakan.
Ø  Demokratis
Ciri demokratis berarti mengikuti konsensus umum dan tidak menghidupkan kembali feodalisme. Kata  bujang, misalnya, dalam bahasa Indonesia mempunyai makna seorang laki-laki yang belum menikah.
Bentuk karya ilmiah populer antara lain artikel, esai, dan feature. Dilihat dari bahasanya, biasanya artikel menggunakan bahasa jurnalistik, esai menggunakan bahasa sastra, dan feature menggunakan keduanya, bergantung kepada jenis featurenya. Feature pengetahuan banyak menggunakan ragam jurnalistik, namun feature human interest lebih banyak menggunakan ragam sastra.
Dan dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari ketiga karya ilmiah tersebut memiliki perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek. Pertama, karya ilmiah harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau empiri.Kedua, karya ilmiah bersifat metodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi. 

Ketiga, dalam pembahasannya, tulisan ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan pengklasifikasian. Sedangkan perbedaan karya ilmiah dengan karya ilmiah popular, adanya perbedaan penggunaan bahasa, terlihat bahwa bahasa karya ilmiah populer lebih mudah dipahami, lebih cair, dan lebih enak dibaca jika dibandingkan dengan bahasa yang biasa digunakan dalam laporan penelitian atau artikel ilmiah.

Sumber :
menuliskarangan.blogspot.com/2012/09/macam-macam-bentuk-karangan.html
SOAL dan JAWABAN :
1.      Tujuan dari pembuatan karangan adalah ?
a.       Memberikan penjelasan
b.      Memberikan komentar atau penilaian
c.       Memberikan saran
d.      Semua jawaban benar*

2.      karangan yang bersifat formal biasanya timbul dari pertimbangan bahwa topik yang akan digarap bersifat kompleks, atau suatu topik yang sederhana tetapi penulis tidak bermaksud untuk segera menggarapnya. Pertanyaan diatas termasuk pengertian dari?
a.       Kerangka karangan formal*
b.      Kerangka karangan sementara
c.        Semua jawaban salah
d.      Semua jawaban benar

3.      Dibawah ini yang tidak termasuk bentuk karangan ?
a.       Narasi
b.      Argumentasi
c.       Eksposisi
d.      Hipotesis*

4.      Karangan yang menyampaikan suatu peristiwa, yang dapat secara fakta dalam penyampaian atau secara imajinasi atau fiksi didalam karangan disebut ?
a.       Narasi*
b.      Eksposisi
c.       Persuasi
d.      Argumentasi

5.      Karangan yang berisi ajakan kepada pembaca yang disertai penyampaian  alasan, contoh, dan bukti untuk menyakinkan pembaca untuk bersedia melaksanakan ajakan tersebut, pada umumnya karangan ini berbentuk prosa disebut ?
a.       Narasi
b.      Eksposisi
c.       Persuasi*
d.      Argumentasi

JAWABAN :
  1. D
  2. A
  3. D
  4. A
  5. C









Kamis, 20 Maret 2014

pokok bahasan berpikir induktif

Berpikir induktif

Pendahuluan
  1. Latar belakang
Penalaran adalah proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari prosesnya, penalaran itu dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan penalaran deduktif. Perbedaan dasar diantara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progesi secara logis dari bukti – bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus sementara dengan induktif, dinamika logisnya justru sebaliknya dari bukti – bukti khusus kepada kebenaran atau kesimpulan yang umum.  Paragraf induktif  merupakan paragraf yang diawali dengan kalimat yang berisi penjelesan dan diakhiri dengan kalimat utama. Kalimat induktif terdiri dari hipotesis dan teori, generalisasi, analogi, hubungan kausal dan induksi dalam metode eksposisi. Dalam tulisan ini akan membahas lebih banyak tentang paragraf induktif.

  1. Perumusan masalah
·         Apa pengertian, kegunaan dan jenis hipotesis ?
·         Apa pengertian, fungsi, dan sumber teori ?
·         Apa pengertian generalisasi, peran serta macam-macam generalisasi ?
·         Apa pengertian analogi ?
·         Apa pengertian hubungan kausal ?
·         Apa pengertian induksi dalam metode eksposisi dan langkah menyusun eksposisi ?

  1. Tujuan
·         Mengetahui pengertian kegunaan dan jenis hipotesis
·         Mengetahui pengertian, fungsi, dan sumber teori
·         Mengetahui pengertian, peran dan macam-macam generalisasi
·         Mengetahui pengertian analogi
·         Mengetahui pengertian hubungan kausal
·         Mengetahui pengertian induksi dalam metode eksposisi dan langkah menyusun eksposisi

v  Hipotesis dan teori
§  Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani “hypo” berarti lemah, kurang, sedangkan “thesis” berarti teori, proposisi, atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Dibawah ini penjelasan dari beberapa ahli mengenai hipotesis, yaitu :
1.      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Hipotesis adalah sesuatu pendapat yang dinyatakan secara benar walaupun hasil kebenaran tersebut harus dibutikan.

2.      Menurut Dani Vardiansyah (2008 : 10)
Hipotesis suatu jawaban yang sementara dari suatu masalah yang masih bersifat tidak pasti atau praduga, karena harus dibuktikan kebenarannya.

3.      Menurut Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti (2007:137)
Hipotesis adalah pernyataan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah (belum tentu kebenarannya) sehingga harus diuji secara empiris.

4.      Menurut Mundilarso (tanpa tahun dan halaman)
Hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah tingkat kebenarannya sehingga masih harus diuji menggunakan teknik tertentu. Hipotesis dirumuskan berdasarakan teori, dugaan, pengalaman pribadi atau orang lain, kesan umum, kesimpulan yang masih sangat sementara.

5.      Menurut Trealese (1960)
Hipotesis adalah suatu keterangan sementara dari suatu fakta yang dapat diamati.

6.      Menurut Good dan Scates (1954)
Hipotesis adalah sebuah taksiran atau referensi yang dirumuskan serta diterima untuk sementara yang dapat menerangkan fakta-fakta yang diamati ataupun kondisi-kondisi yang diamati dan digunakan sebagai petunjuk untuk langkah-langkah selanjutnya.

7.      Menurut Kerlinger (1973)
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan antara dua atau lebih variabel.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hispotesis merupakan jawaban yang sementara dari permasalahan yang diteliti. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Sebagai hasil proses teori yang belum berdasarkan atas fakta, maka hipotesis masih perlu diuji kebenarannya dengan data empiris. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis sangat bergantung pada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan. Hipotesis adalah alat yang digunakan dalam penelitian ilmiah. Hipotesis memungkinkan seseorang menghubungkan teori dengan pengamatan dan sebaliknya pengamatan dengan teori.

Hipotesis harus dibuat karena alasan sebagai berikut:
A.    Hipotesis yang mempunyai dasar kuat menunjukkan bahwa penelitian telah mempunyai cukup pengetahuan untuk melakukan penelitian dibidang itu.

B.     Hipotesis memberikan arah pada pengumpulan dan penafsiran data. Hipotesis dapat menunjukkan kepada peneliti prosedur apa yang harus diikuti dan jenis data apa yang harus dikumpulkan.Dengan demikian, dapat dicegah terbuang sia-sianya waktu dan jerih payah peneliti.



KEGUNAAN HIPOTESIS
Kegunaan hipotesis antara lain :
A.    Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang permasalahan yang diteliti serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
B.     Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji dalam penelitian.
C.     Hipotesis memberikan arah kepada penelitian.
D.    Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan

JENIS HIPOTESIS :
A.    Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif, merupakan dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel walaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.

B.     Hipotesis Korelasional/hubungan
Hipotesis korelasional adalah hipotesis yang berisi pernyataan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel. Jika pola hubungan antara dua atau lebih variabel bersifat kausal (sebab-akibat) , maka hipotesisnya disebut hipotesis kausalitas.

C.     Hipotesis asosiasi
Pengukurana asosiasi merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variable.

§  TEORI
Teori adalah suatu hubungan antara konsep, definisi atau batasan dan preposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan antar variabel, yang memiliki tujuan menjelaskan dan memprediksi fenomena tersebut. Jadi teori merupakan suatu pemikiran, atau penelitian yang telah diakui kebenaran nya secara ilmiah.

Fungsi teori
1)      Menjelaskan hakikat dan makna dari sesuatu yang diteliti
2)      Menjelaskan hubungan sesuatu yang diteliti dengan hal lainnya.
3)      Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian.
4)      Dasar untuk menyusun instrumen penelitian (misalnya angket)
5)      Acuan untuk membahas hasil penelitian

Sumber teori :
·         Buku teks
·         Jurnal
·         Proseding (kumpulan makalah seminar ilmiah)

Jadi, hubungan hipotesis dan teori, yaitu suatu jenis proposisi yang menyatakan jawaban tentatif dari suatu masalah yang selanjut nya diuji secara empiris. Dalam hal ini hipotesis merupakan dugaan yang sementara atas suatu masalah yang diteliti, maka dari hasil tersebut dapat dijelaskan secara teori yang digunakan untuk pemecahan masalah yang diteliti atau mempelajari dalam penelitian tersebut apakah benar atau tidak.

v  GENERALISASI
Pengertian generalisasi menurut para ahli :
a)      Generalisasi menurut Banks (1977: 26; 97), adalah pernyataan hubungan dua konsep atau lebih. Pernyataan tersebut boleh terbentang dari yang sangat sederhana ke yang sangat kompleks.
b)      Generalisasi adalah kesimpulan yang ditarik secara induktif mengenai dua hubungan fakta-fakta atau lebih yang melahirkan teori (Fuad Hasan, 1997: 10-11).
c)      Generalisasi merupakan pernyataan yang menjelaskan hubungan antara konsep-konsep yang berfungsi sebagai penbantu berfikir dan memahami, tidak sekedar mendeskripsikan data, tetapi juga memberikan struktur (Sjamsuddin, 1996: 19).

Setelah memahami lebih dalam mengenai pengertian generalisasi, maka akan terbentuklah suatu pemahaman mengenai tingkatan generalisasi yang dikemukakan oleh James A. Banks, yaitu:
a)      High Order Generalization, yaitu generalisasi yang pemakaianya secara universal.
b)      Intermediat Level Generalization, yaitu generalisasi yang berdaya guna dikawasa tertentu dan kebudayaan tertentu.
c)      Law Order Generalization, yaitu generalisasi yang digunakan atas data dari dua data atau tiga sampel kecil misalkan tentang kelompok kota pada suatu kawasan tertentu.

Selain tingkatan generalisasi, maka penting bagi kita untuk memahami lebih dalam mengenai tipe-tipe generalisasi menerut Fraenkel, yaitu:
a)      Generalisasi Deskriftif,  yaitu suatu generalisasi yang hanya mendeskripsikan suatu hubungan yang ada.
b)       Generalisasi Kausal,yaitu suatu generalisasi yang menjelaskan hubungan sebab akibat terjadi suatu peristiwa.
c)       Generalisasi Korelatif, yaitu generalisasi yang menunjukan adanya hubungan satu sama lain.
d)     Generalisasi Kondisional, yaitu suatu generalisasi yang menyarankan apa yang akan terjadi jika seandainya suatu khusus dilaksanakan dengan demikian adanya suatu persyaratan khusus

Peranan Generalisasi
Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep-konsep dan berfungsi untuk membantu dalam memudahkan pemahaman suatu maksud pernyataan itu, berfungsi mengidentifikasi penyebab dan pengaruhnya, bahkan dapat digunakan untuk memprediksi suatu kejadian yang berhubungan dengan pernyataan yang ada dalam generalisasi tersebut. Dalam arti, suatu generalisasi pun merupakan pernyataan yang sederhana sampai kepada yang lebih kompleks.
            Macam-macam Generalisasi
1)      Generalisasi sempurna
Generalisasi yang seluruh fenomena yang terjadi dapat diselidiki.
Contoh : sensus penduduk

2)      Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang kesimpulan nya diambil dari berbagai fenomena yang diselidiki atau diteliti, dan diterapkan untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh : hampir seluruh wanita dewasa di Indonesia senang berbelanja.

3)      Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah: 
a)      Jumlah sampel yang diteliti terwakili. 
b)      Sampel harus bervariasi. 
c)      Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum. 

v  ANALOGI
Analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi, sekedar sebagai ilustrasi. Atau dapat dikatakan secara sederhana, perbandingan menunjukkan kesamaan antara barang-barang dalam kelas yang sama, sebaliknya analogi menunjukkan kesamaan-kesamaan anatar dua barang atau hal yang berlainan kelas. Jadi analogi digunakan untuk membandingkan sesuatu yang tidak atau kurang dikenal dengan sesuatu yang dikenal baik oleh umum, untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal umum.

v  HUBUNGAN KAUSAL (SEBAB – AKIBAT)
Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan memepergunakan sebab-akibat sebagai dasar. Dalam hal ini sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Tetapi dapat juga terbalik: akibat dijadikan gagasan utama sedangkan untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai perinciannya. Persoalan sebab-akibat sebenarnya sangat dekat hubungannya dengan proses. Bila proses itu dipecah-pecahkan untuk mencari hubungan antara bagian-bagiannya, maka proses itu dapat dinamakan proses kausal, atau proses sebab-akibat.
Dalam mengemukakan hubungan sebab-akibat tersebut pengarang harus menggarap persoalannya berdasarkan suatu rangka tertentu, misalnya berdasarkan kepentingan relatifnya berdasarkan kesederhanaan atau kekompleksannya, kelangsungan atau ketidak-langsungan sebab atau akibat itu terhadap pokok utamanya.

v  INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI
Adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan penulisan yang singkat, akurat, dan padat. 
Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi: 
·         Menentukan topik/tema 
·         Menetapkan tujuan 
·         Mengumpulkan data dari berbagai sumber 
·         Menyusun kerangka karangan sesuai topik yang dipilih 
·         Mengembangkan kerangka menjadi eksposisi 

SUMBER :
Prof. DR. Gorys Keraf. 2004. Komposisi. BINA PUTERA, Semarang. Nusa Indah.

Pertanyaan berserta jawaban :
1.      Hipotesis suatu jawaban yang sementara dari suatu masalah yang masih bersifat tidak pasti atau praduga, karena harus dibuktikan kebenarannya menurut pendapat dari ?
a)      Dani Vardiansyah*
b)      Mundilarso
c)      Kamus besar bahasa indonesia
d)     Trealese

2.      Manakah yang bukan termasuk jenis hipotesis ?
a)      Hipotesis deskriptif
b)      Hipotesis hubungan atau korelasional
c)      Hipotesis asosiasi
d)     Hipotesis deduktif*

3.      Pernyataan tentang hubungan antara konsep-konsep dan berfungsi untuk membantu dalam memudahkan pemahaman suatu maksud pernyataan itu, berfungsi mengidentifikasi penyebab dan pengaruhnya, bahkan dapat digunakan untuk memprediksi suatu kejadian yang berhubungan dengan pernyataan yang ada, merupakan pengertian dari ?
a)      Generalisasi*
b)      Analogi
c)      Hipotesis
d)     Hubungan kausal

4.      Salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan penulisan yang singkat, akurat, dan padat adalah pengertian dari ?
a)      Induksi dalam metode ekposisi*
b)      Analogi
c)      Hubungan kausal
d)     Generalisasi

5.      Manakah yang termasuk langkah-langkah penyusunan ekposisi ?
a)      Menentukan topik atau tema
b)      Menetapkan tujuan
c)      Mengumpulkan data dari berbagai sumber
d)     Semua jawaban benar*

JAWABAN :
  1. A
  2. D
  3. A
  4. A
  5. D