Selasa, 06 Maret 2012

Kebudayaan yang Mulai Memudar dalam Diri Generasi Muda

Indonesia termasuk negara berkembang yang terdiri dari pulau – pulau yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Karena itulah Indonesia disebut negara kepulauan maka tidak heran juga terdapat berbagai macam aneka ragam hasil bumi dan kebudayaan di Indonesia. Bahkan menurut Koran yang saya baca, 11 situs yang ada di Indonesia termasuk dari 850 situs warisan budaya yang telah diakui oleh PBB, khususnya UNESCO yang mengurus pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Kebudayaan yang diakui tersebut antara lain adalah batik, wayang, keris, angklung, dan situs manusia purba sangiran. Meski kaya akan hasil bumi serta warisan budaya, Sumber Daya Manusia di Indonesia masih tergolong rendah, karena kurang meratanya pembangunan, pendidikan serta pendapatan perkapita. Hal itulah yang menyebabkan tidak seluruh masyarakat Indonesia bisa mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi, bahkan ada yang tidak mampu meneruskan sekolah dasar. Namun terlepas dari itu, saya sangat bangga kepada masyarakat Indonesia yang mampu mempertahankan warisan budayanya di era globalisasi yang kian marak seiring berjalannya waktu. Maka tidak heran banyak generasi muda yang mulai meninggalkan kebudayaan Indonesia karena terpengaruh budaya luar, seperti diskotik, cara berpakaian, dan lain sebagainya.
Selain kebudayaan adat yang mulai ditinggalkan, budaya bangsa Indonesia yang terkenal ramah dan sopan dalam berlaku dengan sesama juga sedikit demi sedikit mulai terlupakan atau bahkan ditinggalkan oleh sebagian besar generasi muda. Kebudayaan tersebut antara lain seperti senyum dan menyapa sesama, gotong royong, dan juga musyawarah. Hal tersebut memang terdengar sangat sederhana tapi sangat berarti dan memiliki makna yang mendalam bagi kita orang -  orang Indonesia apalagi bagi generasi muda yang sedikit demi sedikit mulai terpengaruh budaya luar yang tak jarang menyimpang dari norma yang sudah ada di masyarakat. 

Senyum dan menyapa sesama
Indonesia merupakan bangsa yang identik dengan keramahan dan murah senyum kepada siapapun. Meski tidak terjadi pada semua generasi muda,  namun sekarang sudah jarang terlihat di masyarakat khususnya generasi muda penerus bangsa yang melakukan kebiasaan tersebut. Mereka cenderung menonjolkan bahkan memamerkan harta ataupun kekuatan yang mereka miliki dan kurang atau susah berinteraksi dengan sekitar tanpa pandang bulu. Apabila berinteraksi saja sudah susah apalagi mau berbagi senyum. Padahal dengan senyum kita juga bisa menambah keakraban dengan sesama.
                 Dulu                                                                                                       Sekarang
                                            









Gotong Royong     
Urusanmu ya urusanmu !! seperti itulah sifat sebagian besar generasi muda di Indonesia, hal itu bias terjadi karena minimnya perasaaan empati dan simpati terhadap sesama yang berada di sekitarnya. Hal ini dapat dibuktikan ketika diadakan kerja bakti di sebuah lingkungan, jarang sekali orang – orang muda yang turut ikut dalam kegiatan gotong royong tersebut, mereka cenderung lebih memilih pergi ke mall atau ke pusat hiburan lainnya.


 Musyawarah
Kini di Indonesia sudah jarang sekali kita melihat masyarakat bermusyawarah apalagi di kota – kota besar seperti Jakarkta. Sebagian besar penduduk kota baik muda ataupun tua banyak yang hanya mementingkan kepentingan pribadinya dan cenderung memamerkan kelebihan yang ia milikiki kepada orang yang tarafnya hidupnya dibawah mereka. Padahal Dengan bermusyawarah seperti di desa-desa kita dapat menumbuhkan rasa saling percaya kepada sesama serta menciptakan rasa damai dan tentram. 






Reverensi semua gambar diambil dari :  www.google.co.id




Tidak ada komentar:

Posting Komentar